persika2011@gmail.com

Sabtu, 19 Februari 2011

UEFA kini menjadi bulan-bulanan para penggila sepak bola. Organisasi yang dipimpin Michel Platini tersebut terus-menerus mendapat kecaman setelah menetapkan harga tiket untuk final Liga Champions 2010/2011 yang akan berlangsung di Wembley Stadium, Inggris, 28 Mei mendatang.

Otoritas tertinggi sepak bola Eropa itu memutuskan untuk menaikkan harga tiket untuk partai puncak tersebut. Bagi yang ingin menyaksikan secara langsung harus merogoh 176 pounds ditambah biaya administrasi sebesar 26 pounds hingga totalnya menjadi 176 pounds atau sekitar Rp2,5 juta. Itu pun untuk kelas biasa atau yang termurah. Sementara untuk yang lebih mewah atau VIP serta VVIP harga tiket dibanderol 225 pounds (Rp3,2 juta) dan 300 pounds (Rp4,29 juta). Itu belum termasuk biaya administrasi sebesar 26 pounds. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Bahkan, dianggap sebagai tiket final Liga Champions termahal sepanjang sejarah.

Sebagai perbandingan, tiket final edisi 2009/2010 di Estadio Santiago Bernabeu, Spanyol, yang mempertemukan Inter Milan versus Bayern Muenchen dihargai 80 pounds (Rp1,14 juta) untuk tribune. Artinya, terjadi kenaikan dua kali lipat. Harga itu bahkan lebih tinggi ketimbang final Piala Dunia 2010 yang hanya 106 pounds (Rp1,5 juta).Harga itu sangat mencekik leher mengingat perekonomian belum stabil akibat resesi global. Wajar saja jika banyak pihak yang memprotes kebijakan tersebut. Bahkan, Federasi Suporter Sepak Bola (FSF) sampai turun tangan. Mereka menilai UEFA bertindak semena- mena dan hanya memikirkan keuntungan.

’’Mengharuskan fans membayar 150 pounds dan 300 pounds untuk satu pertandingan merupakan hal yang tidak masuk akal. Harga tersebut di luar kemampuan (keuangan) mereka. Apalagi, harus ditambah biaya administrasi sebesar 26 pounds. Ini benar-benar menjijikkan,” ucap Michael Brunskill selaku perwakilan FSF, dikutip Daily Mail. Yang membuat orang-orang tambah murka lantaran pernyataan UEFA yang bernada menyindir. UEFA mengklaim harga tersebut cukup wajar. Sebab, laga final nanti dibuat lebih accessible atau tidak ada pembatasan.

Maksudnya, anak-anak bisa ikut menyaksikan. Itu dibuktikan dengan menyediakan paket keluarga untuk satu orang dewasa dan anak-anak. Namun, untuk membeli paket ini, konsumen harus merogoh 364 pounds (Rp5,2 juta) plus uang administrasi. Hal inilah yang dianggap FSF sebagai penghinaan secara tidak langsung. ■ abdul haris